Pages

Rabu, 20 Februari 2013

Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah


          Design awal pendidikan muhammadiyah berangkat dari motivasi teologis yang kuat, yaitu manusia akan mencapai derajat keimanan dan ketaqwaan yang sempurna jika memiliki kedalaman ilmu pengetahuan. Inilah kemudian yang menjadi garis pembeda antara output pendidikan muhammadiyah dengan output pendidikan konvensional barat dan pendidikan tradisional pribumi waktu itu.. Eksistensi pendidikan muhammadiyah saat itu memiliki nilai tawar tinggi karena mampu melahirkan generasi yang "lebih sempurna". hal ini berbeda dengan praktik penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah sekarang.
          Orientasi kedepan dalam penyelenggaraan pendidikan mempersiapkan lulusannya untuk memasuki Indonesia baru yang merdeka dengan segala modernitasnya. Perlu ditanyakan kembali hendak dikemanakan pendidikan Muhammadiyah sekarang?Tidak banyak pengelola pendidikan Muhammadiyah yang memahami bahwa mengelola pendidikan adalah menjual idea tau gagasan. Para pengelola tersebut sekarang harus berfikir untuk mempersiapkan peserta didiknya yang akan menjalani hidup beberapa tahun kedepan. Sesuai dengan watak tajdid(pembaharuan), pendidikan Muhammadiyah kini sangat membutuhkan kepemimpinan transformasi agar perubahan secara tersistem dapat berjalan.
               Tujuan pendidikan Muhammadiyah hasil konferensi pendidikan di Bandung yang kemudian disahkan oleh Sidang Tanwir di Pekajangan tahun 1955 adalah untuk membentuk manusia muslim, berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat. Terdapat system pendidikan yang berbeda antara yang ada di Pondok Muhammadiyah dan dipondokpendidikan islam Tradisional. Perbedaaan itu melliputi : 1. Cara belajar dan mengajar di pondok pesantren “tradisional” (minimal waktu itu) masih memakai cara belajar dengan system sorogan dan weton, tetapi di pondok Muhammadiyah digunakan system klasikal dengan memakai cara-cara terhitung modern, seperti yang dilakukan dalam pendidikan di barat. 2. Bahan pelajaran di pondok tradisional bahan pengajaran hanya agama, sedangkan di Muhammadiyah di ajarkan pengetahuan umum. Dan kitab –kitab yang diajarkan disamping terdapat karangan utama salaf juga terdapat karangan ulama khalaf. 3. Rencana pelajaran, di pesantren tradisional belum memiliki rencana pelajaran yang teratur dan integral sedang di pondok Muhammadiyah sebaliknya.4. Pengasuh dan guru, di pesantren tradisional para pengasuhnya hanya terdiri dari mereka yang berpengalaman agama saja, tetapi di pondok Muhammadiyah disamping ada guru-guru agama juga terdapat guru-guru ilmu pengetahuan. 5. Hubungan guru dan murid, dipondok pesantren tradisional hubungan guru dengan murid lebih bersifat otoriter (waktu itu), sedangkan di pondok Muhammadiyah diusahakan suasana yang lebih akrab antara guru dan para santri.

sumber : Pendidikan yang memerdekakan siswa

0 komentar:

Posting Komentar